Penyelenggaraan RSBI didasari oleh filosofi eksistensialisme dan essensialisme. Eksistensialisme memiliki arti bahwa pendidikan harus mengembangkan eksistensi peserta didik secara optimal melalui fasilitas yang dilaksanakan dengan proses pendidikan yang bermartabat, pro-perubahan, kreatif, inovatif dan eksperimentatif. Essensialisme memandang bahwa pendidikan harus relevan dengan kebutuhan baik individu, keluarga maupun masyarakat. Pendidikan harus mampu menyiapkan sumber daya yang siap bersaing dengan bangsa lain di dunia.
Untuk menyiapkan sumber daya manusia yang berdaya saing, pemerintah berupaya menyelenggarakan sekolah bertaraf internasional. Munculnya RSBI di setiap kabupaten/kota sesuai dengan amanat UU No. 20 tahun 2003, Pasal 50 ayat (3).“pemerintah dan atau pemerintah daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan bertaraf internasional”.
Penyelenggaraan RSBI di tiap kabupaten atau kota di Jawa barat saat ini bukan tanpa persoalan. Disatu sisi, RSBI diharapkan mampu menjawab tantangan zaman yang diakibatkan arus globalisasi, disisi lain RSBI memiliki kendala lebih besar kepada kesiapan sumber daya manusia, yaitu guru. Guru RSBI harus mampu menguasai bahasa inggris dan menguasai model-model pembelajaran sesuai dengan karakteristik SBI.
Sebenarnya kesulitan guru bukan pada penguasaan Bahasa Inggrisnya, namun kesulitan itu lebih besar kepada bagaimana merubah kebiasaan dari mengajar menggunakan bahasa Indonesia menjadi menggunakan Bahasa Inggris. Disinilah perlu strategi, jika bahan ajar tidak dimengerti oleh siswa maka sebaiknya guru segera kembali menyampaikan pembelajaran dengan menggunakan bahasa Indonesia karena kemampuan peserta didik di kelas berbeda dan pembelajaran harus memperhatikan perbedaan tersebut.
Peserta didik sebaiknya diperlakukan secara maksimal dalam mengaktualisasikan potensi intelektual, emosional dan spiritual. Disinilah, guru perlu memiliki kompetensi untuk meningkatkan mutu pembelajaran didalam kelas. Guru dituntut untuk lebih memahami PBM Yang pro perubahan yaitu proses belajar mengajar yang mampu menumbuhkan daya kreasi, inovasi dan nalar siswa serta tidak tertambat pada tradisi dan kebiasaan proses belajar yang mementingkan memorisasi dan recall.
Tantangan itu adalah bagaimana guru mempersiapkan bahan ajar yang bermutu sesuai standar SBI. Guru tentu harus memiliki motivasi tinggi untuk terus mengembangkan kompetensi dan memiliki kreasi serta inovasi dalam pembelajaran. Kenapa demikian ? karena banyak Kegiatan guru yang perlu disiapkan diantaranya adalah ;
Pertama : membuat silabus, RPP dan pemetaan SK - KD dalam bahasa inggris serta menguasai pelajaran yang merupakan pengembangan SK-KD dari standar Isi. Kedua, Guru mampu menerapkan prinsip-prinsip belajar, model, metode dan pendekatan yang sesuai dengan tuntutan SBI. Serta dapat mengaktualisasikan learning to know, learning to do, learning to live together dan learning to be kedalam pembelajaran Ketiga, memahami dan melaksanakan empat kompetensi guru sebagai bukti bahwa guru telah memenuhi persyaratan sebagai pendidik professional dan telah memiliki sertifikat pendidik.
Keempat , menguasai ICT dan dapat berkomunikasi dalam bahasa Inggris Sebagai ciri keinternasionalan. Guru RSBI dipersyaratkan untuk menguasai ICT dan bahasa inggris sehingga pembelajaran di kelas berbasis ICT dengan pengantar bahasa inggris. Kelima, guru mampu mengetahui karakteristik siswa sehingga tidak membedakan antara siswa RSBI dan non RSBI, karena semua itu hanya akan menimbulkan kecemburuan antar siswa di sekolah . @ Semoga
0 komentar:
Posting Komentar